Sabtu, 30 April 2016

KUMPULAN PUISI BULAN MARET KARYA KI SLAMET

Blog Sita : Sastra Nusantara
Minggu, 01 Mei 2016 - 07:40 WIB


“BATU HAJAR  AL-ASWAD”
Karya : Ki Slamet 42

Terdapat batu hitam Hajar Al-Aswad namanya
Di letakkan  di penjuru timur Ka’bah lokasinya
Dipandanglah suci karena batu itu dari syurga
Oleh  seluruh kaum muslimin di seluruh  dunia
Saat thawaf sunnah membelai dan menciumnya

Hajar Al-Aswad lebih dari sejengkal panjangnya
Sedang lebarnya,  dua per tiga jengkal kira-kira
Batu itu dikelilingi perak murni sebagai ikatnya
Sehingga keindahan perak mantul pada batunya
Pancarkan kesejukan dan keindahan tiada tara
 
Umar bin Khattab saat cium batu itu berkata :
“Demi  Tuhan,  Hajar Al-Aswad itu sebenarnya
Cuma batu  yang tak memberi manfaat apa-apa
Jika saja, aku tak lihat Nabi s.a.w. menciumnya
Sungguh aku pun tidak akan menciumnya pula”

Dalam jalan sejarahnya  banyak yang telah coba
Curi  Hajar Al-Aswad dengan bermacam upaya
Mereka adalah orang-orang dari suku Jurhuma
Suku Liyad Al-Amaliqah dan kaum Al-Qamatha
Seperti Abu Thahir bin Al-Hasan al-Qarmathya

Tahun 317 H.  Abu Thahir  berhasil mencurinya
Batu  Hajar Al-Aswad  dibawa  ke  negeri Kufa
Ditaruh pada tiang ke tujuh mesjid Kufah Raya
Tujuannya supaya orang beribadah haji ke Kufa
Namun batu kembali ke Ka’bah, tempat semula

Tetapi keadaannya  tiada lagi seperti sedia kala
Batu itu pecah  akibat pencurian semena-mena
Abu Thahir membongkarnya dengan cara paksa
Menurut Thursusy,  Hajar Al-Aswad tiada bisa
Tenggelam, tak bisa panas meski dibakar dahana
  
Minggu, 27 Maret 2016 – 24:47 WIB
Slamet Priyadi di Pangarakan, Bogor



“KISAH PENJUAL BUAH SEMANGKA”
Karya : Ki Slamet 42

Ketika aku berjalan sendirian di saat tengah hari
Di Pasar Jatinefara yang nampaklah ramai sekali
Dengan bermacam kegiatan profesi yang digeluti
Berjuang keras hanya untuk mencari sesuap nasi
Demi kelangsungan hidup keluarga anak dan istri

Persis di depan gereja tua ada penjual semangka
Yang bagiku penampilannya begitu amat berbeda
Jika dibanding dengan penjual semangka lainnya
Yang kumal dengan peluh membasahi pakaiannya
Sebab Mentari siang itu bersinar begitu teriknya

Rasa haus dahaga di kerongkongan mulai terasa
Maka segera kuhampiri saja si penjual semangka
Lalu kutanya berapa harga semangka sebuahnya
Si penjual semangka itu  hanya diam seribu basa
Tapi akhirnya ia menjawab juga dengan berkata,

“Tuan,  aku tak mau jika  nantinya tuan kecewa
Maka sebaiknya,  tuan  cobalah dulu  semangka
Yang saya jual ini,  sedang soal harga  nanti saja
Jika tuan  sudah merasa cocok dengan rasanya
Tuan, semangka beri efek positif bagi raga kita!”

Mendengar jawaban dari  sang penjual semangka,
Aku menjadi sedikit terperangah juga  dibuatnya
Maka, aku pun ajukan pertanyaan lagi kepadanya
“Maaf pak, saya masih belum jelas apa maksudnya
Semangka memberi efek positif buat tubuh kita?”

“Tuan, sebab semangka kandung zat likopen tinggi
Antioksidan terdapat dalam buah berwarna-warni
Utama buah-buah berwarna merah bukan stroberi
Begitu yang saya baca dalam buku-buku referensi
Bahkan kanker prostat, jantung dapat dikurangi.”

Demikian lancar  dan berisi sang penjual semangka
Jelaskan manfaat  dan  kegunaan buah yang di jaja
Kepada setiap calon pembelinya  yang merasa suka
Dengan pelayanan sangat ramah yang diberikannya
Dan, aku jadi bertanya-tanya seperti tiada percaya

Dalam keadaan masih terkesima  penjual semangka
Melanjutkan kata-katanya yang penuh daya pesona,
“Oya,  tuan!  buah  berair  Citrullus lanatus ini juga
Kaya  akan  Vitamin B6,  suatu zat penting yang bisa
Rangsang hormon otak untuk atasi panik cemas jiwa

Bukan Cuma itu, semangka pun kaya akan vitamin C
Dan vitamin A Yang bisa memperkuat, menjaga penuh
Serta  bantu  enerji  daya tahan dan kekebalan tubuh
Pun, memperlambat proses penuaan fisik yang ampuh
Selain itu, mencegah kebutaan, infeksi, tubuh  rapuh

Demikian luasnya pengetahuan sang penjual semangka
Terkait barang dagangannya sampai akupun terkesima
Kata bicara menandai dia bukan pedagang buah biasa
Tutur katanya  kandung referensi akademik berlogika
Maka tak sungkan lagi aku pun ajukan lagi satu tanya

“Oya,  pak!  jika demikian,  bagaimanakah  caranya kita
Bisa mengetahui buah semangka yang masak dan tua?”
Tanyaku, seraya ambil satu buah semangka yang dijaja
Kemudian  aku lempar-lempar ke atas  setinggi kepala
Pedagang semangka itu tersenyum yang diselingi tawa

“Baik, tuan!  Saya akan jelaskan dengan sebaik-baiknya,
Tuan  ketuk saja kulitnya,  jika ada rongga itu artinya
Buah semangka itu  sudah bisa kita mengkonsumsinya
Jika suaranya terdengar masih berat artinya semangka
Masihlah muda, belumlah bisa kita ‘tuk menyantapnya

Ketika aku asyik nikmati semangka  pilihan si pedagang
Yang banyak kandung air hingga rasa dahagapun hilang
Nampak keluar dari pintu kendaraan hitam jenis kijang
Tiga wanita cantik, manja, panggil nama sang pedagang
“Pak Pandu, kami siap hadir mengikuti kuliah sekarang!”

Meihat dan menyaksikan peristiwa itu,  baru aku tahu
Bahwa  ternyata,  sang  pedagang  buah  semangka itu
Seorang  yang  berprofesi  sebagai dosen  di salah satu
Perguruan  tinggi  yang  sengaja ke situ  ingin bertemu
Dengan teman karibnya  semasa masih di  SMA dahulu

Sabtu, 26 Maret 2016 – 03:07 WIB
Slamet Priyadi di Pangarakan, Bogor



“PERILAKU GOMBAL SANG PEMBUAL”
Karya : Ki Slamet Priyadi

Aduhai memang macam-macam kesenangan orang
Dalam menghiasi warna kehidupan di alam bayang
Ada yang sukanya minum hingga mabuk kepayang
Bergadang di larut malam riang bersenang-senang
Lupakan segala problema hidup jiwa yang gamang

Tapi ada lagi yang membuat hati jadi keki antipati  
Orang yang hobinya sebar tebarkan berita sensasi
Pergi sana-sini cepat berlari berputar kian kemari
Semua tetangganya didatangi dikunjungi didekati
Hanya untuk salur gibah yang selalu geliat di hati

Namun kitapun mestinya juga lakukan introspeksi
Karena kebanyakan dari kita pun juga suka sekali
Berbuat gibah baik disadari ataupun tak disadari
Saat kita ngobrol ngalor-ngidul sambil minum kopi
Atau ketika kita merenung diri di kamar yang sepi

Kita pun kadang bersikap gombal sering membual
Berbohong menipu jadi perilaku yang terus dijual
Sembunyi  di balik selimut putih bermotif tumpal
Manjakan segala marwah hitam yang menggumpal
Menjual konsep gombal dengan harga yang mahal

Berpakaian bertampilan laksana orang-orang suci
Seperti begawan kiayi bahkan para wali mumpuni
Miliki ilmu sulap tinggi cuma untuk membohongi
Agar bualannya dapatlah diterima dan dipercayai
Hidup bergelimangkan harta kemewahan duniawi 
  
Akan tetapi  apa arti dan manfaat dari itu semua
Jika cuma bahagia di alam dunia tak di alam baka
Lupakan jauhkan segala kebenaran ajaran agama
Yang menjadi kunci pembuka pintu masuk sorga
Tempat kebahagiaan yang lestari abadi selamanya

Minggu, 25 Maret 2016 – 07:33 WIB
Slamet Priyadi di Pangarakan, Bogor




“AJARAN SABDA PALON"
Karya : Ki Slamet 42

Tertera di dalam kitab kuno pusaka luhur berbudi
Kitab Sabda Palon berisi ajaran-ajaran moral tinggi
Agar kita bisalah menggapai derajat manusia sejati
Yang tutur sapanya lembut tiada pernah menyakiti
Apalagi bersifat penuh rasaan iri syirik dan dengki

Adapun untuk mencapai tingkat sejatinya manusia
Harus mengamalkan sikap dan perilaku Gandharwa
Berjiwa bersih  yang dilambari dengan  sikap utama
Yang selalu melekat kuat bersemayam di dalam jiwa
Utama gandarwa, tingkatkan laku, tekun dan setia

Pertama utamakan kemanunggalan dalam gandarwa
Selalu mengingat Tuhan, menyatu dengan sifat-Nya
Penuh rasa kasih bersifat adil, jujur, dan bijaksana
Tidak tamak, tidak serakah, tidak bersikap jumawa
Baik kepada alam, khewan maupun kepada manusia   

Kedua,  tingkatkan kawruh dan laku untuk sesama
Selalu belajar dan terus belajar menumbuhkan daya
Amalkan dan praktikkan kepandaian kepada sesama
Demi kebaikan, kesejahteraan dan kemajuan bangsa
Tanpa pamrih dipenuhi rasa tulus dan ikhlas semata

Ketiga,  melakukan sesuatu  dengan tekun dan setia
Miliki komitmen tinggi  dengan  apa yang diyakininya
Setia dan punya rasa dedikasi dalam amalkan segala
Baik berupa ajaran pun kemampuan yang dimilikinya
Semua dilakukan ‘tuk cari keridhoan Tuhan semata

Jika manusia mampu lakoni dan bisa capai Gandarwa
Mengamalkan ketiganya maka di dalam sosok dirinya
Akan bersemayam kuat moralitas jiwa kokoh berjaya
Sugih tanpa banda sakti tanpa aji ngluruk tanpa bala
Menang tanpa perang, apa yang dinginkan jadi nyata

Minggu, 20 Maret 2016 – 15:56 WIB
Slamet Priyadi di Pangarakan, Bogor



MENEBAR SIKAP SABAR DALAM BELAJAR
Karya : Ki Slamet 42

Jika kita masih  di dalam perjalanan tempuh ilmu dan belajar
Maka landasilah bekalilah diri kita dengan penuh sikap sabar
Sebab sabar adalah energi yang jadikan diri  tahan dan tegar
Dalam  hadapi tantangan berapa pun tingkat sulit dan sukar
Segala rintangan penderitaan dan kesulitan di dalam belajar
Kita tetaplah dalam istiqomah  menerima dengan jiwa besar

Sikap sabar itu juga bermakna gigih dan tekun dalam belajar
Kunci pembuka untuk menggapai ilmu yang semakin menebar
Menjadi pedoman dan pegangan hidup agar tidaklah kesasar
Ketika kita kembara berlayar mengarung laut samudra bahar
Labuh di pantai Pertiwi yang dipenuhi sifat kejam dan gahar
Tak ada kompromi segalanya mestilah cepat berpacu gencar

Bukanlah suatu penghalang jika sarana kuranglah terpancar
Karena dia hanya penunjang bisa diatasi dengan sikap sabar
Jika kita kalah maka kita akan menjadi lemah tak bisa keluar
Dari kestagnasian pikir kerdil bagai burung di dalam sangkar
Bagaikan katak di dalam tempurung cuma bisa keras berujar
Nyanyikan kidung mantra agar air hujan turunlah memancar

Yakh,  kebanyakan dari kita acap kali tiadalah mau bersabar
Segala kekurangan membuat kita menjadilah malas mengejar
Terkungkung terjerat kuat  temali  kemalasan yang menjalar
Terus merayap ke arah leher tangan dan kaki hingga sampar
Tiadalah mau bersikap sabar  tiadalah mau berupaya belajar
Tidur mendengkur pulas berbaring menghampar di atas tikar

Kuatkan dan tegarkan  kemauan belajar dengan sikap sabar
Sabar dalam menghadapi kesukaran dan carilah  jalan keluar
Berupayalah dengan menyebarkan sikap sabar dalam belajar
Sampai tersimpan kuat dalam atma ilmu pun terang berpijar
Cerahkan dan terangi dunia dari gelap yang masih menyebar
Menyelimuti bumi loka yang masihlah belum terpancar sinar


Kp Pangarakan, Bogor
minggu, 20 Maret 2016 – 10:00 WIB



“TERBELENGGU RASA MERINDU”
Karya : Ki Slamet 42

Rasa kasmaran di hatiku ini mengapakah tak juga mau hilang
Bahkan sampai kini hingga sekarang masih saja menggelinyang
Meronta menguak jiwa jadikan segala kian panjang terkenang
Dan usik sukmaku nan lara pedih menggoreskan luka panjang
Yang semakin terasa perih  jiwa pun kusut terkukung gamang
 
Di Sepanjang waktu wajahmu itu selalu saja hadir membayang
Seperti berbisik menyapa berkata bahwa aku masihlah sayang
Dan kisah kasih kita lepaslah biarkan terbang melayang-layang
Di  atas puncak bukit batu yang meski telah kering kerontang
Namun rasa kasmaran kita  janganlah sampai hilang terkekang

Itu maumu juga maunya aku tapi hati kita mestilah berlapang
Karena gores hidup kasmaran kita memang tertulis terlekang
Tiadalah bisa memanjang pun tiadalah bisa lebar membentang
Kita cuma bisa arung samudra asmara cinta dan kasih sayang
Di dalam kubang angan-angan khayal yang terus menggerayang

Kendati kita  cuma bercumbu lewat mimpi-mimpi yang datang
kendatipun hanya lewat semunya geliat remang bayang-bayang
Namun kurasakan bahagianya hati yang bukan alang kepalang
Karena hati yang merindu-rindu bertemu sejak dulu terjelang
Jadi nyata di alam tak nyata dan hati masih rasakan sumelang

Kp Pangarakan, Bogor
Sabtu, 19 Maret 2016 – 05:55 WIB


  
“GERHANA SURYA ITU SASTRA SEMESTA”
Karya : Ki Slamet 42

Ada peristiwa alam langka terjadi di negeri Nusantara
Pada Sembilan Maret  dua ribu enam belas  terjadinya
Di rabu pagi bersamaan hari raya nyepilah peristiwanya
Gerhana Matahari total  estettikanya  alam jagad raya
Lukisan semesta karya Dia  Zat  Sang Maha Pencipta
Kandunglah cerita tentang tafsir bermaknakan sastra
Yang sejak dahulu kala lah ciptakan bermacam budaya
Di bumi Nusantara yang berdasar nilai-nilai  Pancasila

Semua penduduk di peloksok  persada bumi Indonesia
Nampaklah tergerak hatinya untuk saksikan prosesnya
Gerhana Matahari total yang penuhlah arti dan makna
Kisah tentang Dewa Surya Dewi bulan bercengkerama
Sebab tergiur geregetnya gaya lincah kemayu Purnama
Yang  munculkan geliat hasrat menggebu  Dewa Surya
Sehingga Dewi Pertiwi pun jadilah cemburu dan murka
Ungkapkan rasa amarahnya menggemparkan bumi loka

Maka gelap gulitalah di seluruh angkasa di langit akaca
 Saat sang Dewi Purnama berpadu,  satu rasa satu jiwa
 Tak terasa mereka berdua pejamkan kedua belah mata
Tiada cahaya benderang memancar dari mata keduanya
Senyum sumeringah  cantik  rupa wajah Dewi Purnama
Telah membuat lupa mabuk kepayang sang Dewa Surya
Hingga tak perhatikan sang Dewi Pertiwi dirajut duka
Diam seribu basa meski dalam hati amarah menggelora

Ketika Dewa Surya masih tenggelam dalam cenkerama
Dan lupa  segalanya  Dewi Pertiwi sibakkan rambutnya
Belantara  hembuskan topan  laut tumpahkan air tirta
Gunung-gunung semburkan bebatuan pasir api dahana
Lihat amuk Dewi Pertiwi Dewa Surya sadar buka mata
Pancarkan  kembali cahayanya  benderanglah bumi loka
Hutan rimba pun hamparan sawah segar kembali semula
Kemilau mata sang Dewa Surya sejuk damaikan isi dunia

Kp Pangarakan, Bogor
Sabtu, 12 Maret 2016 – 01:51 WIB



HATI YANG TERBELAH
Karya : Ki Slamet 42

Aku sudah merasa sejak pertama kita rajut kisah
Bahwa kita tiadalah bisa bersama dalam asih-asah
Anganmu terlalu  jauh kembara hingga aku resah
Berpikir tentangmu dalam getar hati yang gelisah
Dan ada sebongkah tanya mestikah kita berpisah?

Sementara ‘lah sedasa warsa kita terikat sumpah
Dalam ikatan janji prasetya kasih tak berserapah
Yang hingga kini pun masih terapit di celah-celah
Batang bambu hijau penyangga  kokohnya rumah
Agar hati dan  jiwa garwaku tiada akan terbelah

Namun semakin lama kau nampak semakin lemah
Anganmu  semakin tak terkendali terus merekah
Tak lagi bisa dan kuat  menahan godaan marwah
Yang  terasa semakin melimpah ruah  tertumpah
Bagaikan dahsyatnya badai gelombang  tirta bah

Akhirnya aku putuskan sebaiknya aku mengalah
Sebab memang sudah kutahu kau susah dipapah
Bermanja kuat nafsu amarah tanpa bisa dicegah
Segala keinginan hatimu adalah wujudnya ranah
Yang mesti aku jelmakan dalam energi berlimpah

Dan lebih baik aku biarkan saja hatimu terbelah
Aku tak mau peduli meski hati ini luka bernanah
Ini memang terasa nyeri sekali  tetapi biarkanlah
Segalanya  mungkin saja  sudah tergaris di surah
Yang meskilah aku jalani dalam senang dan susah
  
Kp Pangarakan, Bogor
Minggu, 06 Maret 2016 – 14:32 WIB



BULAN SEMBUNYI DI BALIK AWAN
Karya : Ki Slamet 42

Di  jelang petang  ketika malam merayap perlahan
Kususuri jalan  yang ditumbuhi semak berserakan
Di  tepian kali Kudil  yang airnya mulai kehitaman
Yang banyak  dikotori limbah sampah perumahan
Dari orang-orang  yang tak peduli lagi kebersihan

Di  langit sana  ada bulan sembunyi di balik awan
Bersinarkan  cahaya putih  yang kuning keemasan
Tersenyum  malu  tiada mau  pamer kerupawanan
Namun  pancaran cahayanya  dipenuhi kesejukan
Bagaikan cinta kasih  Sang Ibu  sepanjang zaman

Ketika kaki terasa lelah untuk melangkah berjalan
Maka akupun duduklah lalu  menyandarkan badan
Pada sebongkah batu kali kudil yang ada di tepian
Yang  ditumbuhi lumut-lumut  hijau  menyegarkan
Dan kepala tengadah mataku menatap sang bulan

Bulan yang masih di balik awan seperti beri pesan
Agar kita tak bersikap dumeh penuh keangkuhan
Angkuh saat kita bergelimangkan harta kekayaan
Dumeh ketika kita mendapatkan amanah jabatan
Congkak dan sombong ketika kita dalam kejayaan

Merasa diri kita  paling religius  mesti disingkirkan
Merasa diri kita yang paling benar harus dijauhkan
Merasa diri kita saja  yang paling pintar, lenyapkan
Merasa diri kita saja yang paling terkuat, sirnakan
Oleh karena semuanya itu hanyalah milik T u h a n

Kp Pangarakan, Bogor
Sabtu, 05 Maret 2016 – 09:44 WIB



JERAT KUAT TEMALI TEKNOLOGI
KARYA : Ki Slamet 42
  
Di era canggihnya teknologi informasi abad ini
Tak ada ruang yang tak bisa dimasuki disusupi
Geliat dalam rontaan, mencelat kuat merasuki
Pikiran pun jadi instan tak ada lagi konsistensi
Semuanya seisi dunia tergenggam di jari jemari
Terlihat jelas seperti gambar lopian Kresna Sri

Di seluruh instansi baik swasta ataupun negeri
Di dalam masyarakat di kendaraan transportasi
Di berbagai transaksi juga dalam proses edukasi
Gunakan komunikasi pacu cepat tepat efisiensi
Serasa tak ada waktu istirahat haruslah berlari
Tuk mengejar target yang harus di capai dapati

Siapa gerangan yang lambat pasti ditinggal pergi
Akan tersisih  tiada belas kasih menyesallah diri
Meski dengar suara adzan panggilan Ilahi Rabbi
Untuk lakukan kewajiban sholat lima kali sehari
Kadang seperti tak dengar tiada jua anjak pergi
Sebab sedang asyik menikmati media komunikasi

Banyak orang bijak  beri pesan religi wanti-wanti
Jangan sampai terlena akan kesenangan duniawi
Sebab sekali terjerat amatlah sukar melepas lagi
Tenggelam  di  kubang noda kotor  tiada bertepi
Tanpa  bisa  berteriak  curahkan penyesalan diri
Lalu  kibaskan tangan kuat-kuat  renang ke tepi

Maka kita  seharusnya pandai-pandai  menyikapi
Kebenaran  keyakinan  dan kekuatan  jiwa religi
Meskinya menjadi  acuan dasar melangkah pasti
Dalam atasi berbagai persoalan yang kita hadapi
Di dalam alam dunia maya  yang tiadalah bertepi
Penuh dengan godaan sosial, ilmu dan teknologi


Kp Pangarakan, Bogor
Sabtu, 05 Maret 2016 – 14:35 WIB


Tidak ada komentar:

Posting Komentar