Kamis, 27 Februari 2020

ARJUNA DALAM EPOS MAHABHARATA 4 BY Sri Guritno - Purnomo Soimun HP

Blog Sta : "Sastra Nusantara"
Jumat, 28 Febuari 2020-08.45 WIB

 
Arjuna  
 
Kresna
H.          MEMBAKAR HUTAN KANDAWA
Sita
 Pada suatu hari Arjuna dan Kresna pergi bertamasya ke sungai Jamuna. Di temi sungai tersebut, mereka berdua duduk-duduk mengobrol sambil menikmati keindahan panorama di sungai tersebut. ketika keduanya sedang asyik-asyiknya mengobrol, datanglah Hyang Agni dewa api dengan menyamar sebagai seorang brahmana. Setelah berbasa-basi sejenak, brahmana itu memohon pertolongan kepada Arjuna dan Kresna untuk membantu membakar hutan Kandawa yang dilindungi oleh Bathara Indra. Hal ini karena Hyang Agni ingin mengambil latamausadi, sejenis tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di hutan tersebut. Hyang Agni juga menerangkan bahwa dirinya telah mendapat petunjuk dari Bathara Brahma agar meminta pertolongan kepada sang Nara dan sang Narayana yang telah menjelma kepada Arjuna dan Kresna.

Arjuna dan Kresna menyanggupinya sehingga mereka segera berangkat ke hutan kandawa, dengan diiringi oleh Hyang Agni. Setelah sampai di tempat tujuan, Hyang Agni segera membakar hutan kandawa tersebut. sementara itu Arjuna dan Kresna mulai beraksi dengan senjata saktinya. Mereka mulai membunuh binatang-binatang yang mencoba akan memadamkan kobaran api. Bahkan binatang-binatang yang lari tunggang langgang hendak menyelamatkan diri pun menjadi sasaran senjata sakti milik Arjuna dan Kresna.

Dengan dilindungi oleh Arjuna dan Kresna, Hyang Agni membakar habis hutan tersebut dalam tempo setengah bulan penuh. Konon, hanya ada enam penghuni hutan yang selamat dari keganasan senjata Arjuna dan Kresna, di antaranya Aswasena, raksasa Maya, dan empat ekor burung yang dikenal dengan nama Sarngaka. Oleh karena Arjuna dan Kresna telah banyak menolong dan membantu Hyang Agni, maka berkatalah Hyang Agni,

“Kalian telah berbuat banyak untuk menolong dan membantu kepentinganku yang tak bisa dilakukan oleh seorang dewa sekalipun, karena itu mintalah hadiah kepadaku”. Kata Hyang Agni. Maka Arjuna pun menjawab,

“Berilah kami semua senjata yang dipunyai oleh Bathara Indra”. Permintaan itu disanggupi oleh Hyang Agni seraya berkata,

“Kalianlah harimau di antara manusia. Ke mana pun kalian pergi, kalian akan seperti harimau”. Setelah berkata demikian Hyang Agni pun menghilang dari pandangan mata Arjuna dan Kresna.

Arjuna dan Kresna lalu mengajak raksasa Maya berkelana untuk sementara waktu, sebelum akhirnya berhenti di sungai Jamuna yang sejuk itu. Selagi Arjuna, Kresna dan Maya beristirahat, Maya membungkukkan badannya di hadapan seraya berkata,

“Tuanku Arjuna, karena tuan telah menyelamatkan hamba dari amukan api yang mengerikan itu, maka katakanlah kepada hamba, apa yang tuan inginkan dari hamba?”

“Sudahlah Maya, jangan kau pikirkan semuanya itu, tetapi ingat, bersikap ramahlah terhadap semua orang,” jawab Arjuna.

“Tuanku Arjuna, katakanlah sekali lagi apa yang tuanku inginkan. Hamba ini tukang yang sangat ahli. Maka dari itu perintahkan apa saja terhadap hamba”. Desaka Maya.

“Ketahuilah Maya! Pertanyaanmu bahwa aku telah menyelamatkanmu sudah cukup bagiku, aku tidak menginginkan apapun darimu. Namun jika kamu mendesakku, baiklah, tanyakanlah kepada kanda Kresna,”  Arjuna mengulang lagi pernyataannya.

Kresna tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia menghampiri raksasa Maya seraya berkata,

“Baiklah Maya, bangunlah sebuah itana di Indraprasta yang indah dan luas. Begitu indahnya istana itu sehingga di muka bumi tidak ada yang menyamai keindahannya!”

Tanpa membuang-buang waktu lagi, raksasa Maya segera melaksanakan keinginan Kresna. Setelah empat belas bulan lamanya, berdirilah sebuah istana yang kemegahan dan keindahannya tidak ada duanya, bahkan tidak kalah indahnya dengan istana dewa sekalipun.

Untuk merayakan penyerahan istana tersebut, Kresna menganjurkan kepada para Pandhawa agar terlebih dahulu menaklukkan negeri-negeri tetangga yang sering menjajah negeri-negeri lain. Para Pandhawa dapat menerima anjuran Kresna. Karena itu mereka lalu berbagi tugas, Bima menaklukan negeri-negeri yang berada di sebelahTimur, Arjuna menaklukkan negeri-negeri yang ada di sebelah Utara, Nakula menaklukkan neger-negeri yang ada di sebelah Barat, dan Sadewa menaklukkan negeri-negeri yang ada di sebelah Selatan. Setelah semuanya berhasil menaklukkan negeri-negeri, para Pandhawa lalu mengadakan selamatan untuk memuliakan kraton Indraprasta. Ketika itu banyak raja dari berbagai negeri yang hadir, termasuk Kurawa.

Setelah perjamuan berakhir, para pulang ke negerinya masing-masing, kecuali Duryudana dang Sakuni. Mereka sangat takjub dengan keindahan kraton Indraprasta yang jauh lebih indah daripada kraton Astina, sehingga membuat mereka merasa iri hati.

Selama Duryudana melihat keindahan kraton Indraprasta, dirinya sering mendapat malu karena perilakunya sendiri. Misalnya, ketika ia melihat lantai yang berkilauan disangkanya sebuah kolam. Namun, ketika ia melihat kolam benaran disangknya lantai yang berkilauan sehingga ketika berjalan ia jatuh ke dalam kolam sampai basah kuyub. Namun Arjuna dan Bima yang mendampinginya segera menghiburnya agar tidak merasa malu. Setelah cukup lama mereka melihat-lihat, Duryudana dan Sakuni mhon diri kembali ke Astina dengan perasaan malu yang 

 —KSP 42—
Kamis, 27 Februari 2020 – 11. 30 WIB
R E F E R E N S I :
Sri Guritno – Purnomo Soimun HP,
KARAKTER TOKOH PEWAYANGAN MAHABHARATA
Proyek Pemanfaatan Kebudayaan
Direktorat Pemanfaatan Kebudayaan
Direktorat dan Tradisi dan Kepercayaan
Deputi Bidang Pelestarian dan Pengembanga Budaya
Badan Pengembangan Budaya dan Pariwisata - Jakarta 2002
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar