Minggu, 03 Maret 2019

Ki Slamet 42 : "HIKAYAT PANJI SEMIRANG 2"

Blog Sita : "Sastra Nusantara"
Senin, 04 Maret 2019 - 13:40 WIB

 
Image "Raden Inu Kerta Pati ( Foto: SP)
Raden Inu Kertapati
“HIKAYAT PANJI SEMIRANG 2”
( 1 - 30 )
 
2.  P e r t u n a n g a n

(1)
Raja Kahuripan namanya masyhur ke pelosok negeri
Raja adil bijaksana sakti tetapi amat berbudi pekerti
Oleh rakyatnya, dia sangatlah dihormati dan dicintai
Ia mempunyai seorang putra bernama Inu Kertapati

(2)
Raden Inu Kertapati bersifat dermawan suka memberi
Diberi gelar Raden Asmara Ningrat oleh rakyat negeri
Sebagai putra satu-satunya yang sangatlah disayangi
Ia dipersiapkan ‘tuk raja pengganti pemimpin negeri

(3)
Maka Raden Inu Kertapati pun belajar ketatanegaraan
Ilmu kesaktian, ketangkasan dan ilmu  ketataprajuritan
Baginda Raja dan Permaisuri bersyukur kepada Tuhan
Putranya jadi pemuda gagah, tampan, dan dermawan

(4)
Seiring waktu roda kehidupan pun teruslah berjalan
Suka duka silih berganti hiasi romantika kehidupan
Demikianlah halnya dengan Baginda Raja Kahuripan
Ia berduka karena putranya belum punya pasangan

(5)
Maka Baginda Raja berbicara kepada permaisurinya:
“Adinda, cobalah lihat putra kita kini sudah dewasa,
Tampan dan gagah perkasa tapi ia belumlah punya
Pasangan hidup, bagaimana menurutmu adinda ?”

(6)
Sejenak permaisuri terdiam menatap wajah baginda
Lalu berkata : “Kakanda, siapakah menurut kakanda
Pasangan hidup tuk Raden Inu Kertapati putra kita?”
Jawab permaisuri justru bertanya kepada suaminya.

(7)
Baginda Raja amat suka dengar jawaban istrinya
Maka Sang Baginda Raja Kahuripan itu berkata:
“Dinda, kakanda mendengar, adinda Raja Daha
Punya putri jelita bernama Galuh Candra Kirana

(8)
Selain elok parasnya baguslah pula perangainya
Dan pikir kanda, kita pinang saja Candra Kirana
Sang Putri dinda Raja Daha itu untuk putra kita
Bagaimana pendapat dinda, setujukah adinda?”

(9)
Demikianlah tanya Raja Kahuripan pada istrinya
Yang langsung menyetujui keinginan suaminya:
“Kakanda, sungguh adinda amat menyetujuinya
Bukankah Raja Daha masih kadang kita juga ?”

(10)
Sri Baginda angguk-anggukkanlah kepalanya
Sambil senyum simpul kepada permaisurinya
Sebab istrinya pun setuju dengan gagasannya
Maka Sri Baginda pun peritahkanlah patihnya

(11)
Agar membuatlah surat pinangan secepatnya
Berikutlah seperangkat lengkap bingkisannya
Yang akan berbareng dikirim kepada adiknya
Raja Daha saat minang Galuh Candra Kirana

(12)
Pendek cerita, selesailah sudah  sesuatunya
Surat dan bingkisan pinangan Baginda Raja
Ditaruh pada nampan emas berkilau cahaya
Berpayung keemasan berumbaikan mutiara

(13)
Para rombongan pinangan Raja Kahuripan
Pembawa seperangkat bingkisan pinangan
Mereka Tiada lain para punggawa kerajaan
Menteri, hulubalang dan prajurit Kahuripan

(14)
Nereka itu semuanya berpakaian kebesaran
Demikianlah juga halnya dengan kendaraan
Gajah, kuda, dan hewan-hewan tunggangan
Lainnya diberi hiasan-hiasan indah rupawan

(15)
Setelah demikian lalu pemimpin rombongan
Menghadap kepada Baginda Raja Kahuripan
Memohon restu dan memohon diri sekalian
Untuk berangkatlah ke negeri Daha kerajaan

(16)
Mereka semuanya bersuka ria tak terkirakan
Bernyanyi riang yang diiringi bunyi-bunyian
Kenong kempul gong saron dan kendangan
Timbulkan semangat dalam tugas pinangan

(17)
Tiadalah dirasa sedikitpun jua rasa kelelahan
Semuanya bergembira bagai semut berjalan
Beriringan membawa bermacamlah makanan
Hingga tiba di depan pintu gerbang kerajaan

(18)
Mereka disambut para prajurit kerajaan Daha
Setengah dari mereka diantar masuk ke istana
Yang setengahnya lagi menunggu di luar saja
Menantilah keputusan dari Baginda Raja Daha

(19)
Setelah Baginda berkenanlah menerima utusan
Maka seketika itu bersujudlah mentri Kahuripan
Ke pada Sang Duli Nata Daha yang diperajakan
Lalu dipersembah setampan bingkis pinangan

(20)
Dari Kakanda Sang Sri Baginda Raja Kahuripan
Yang tak lain berisilah sepucuk surat pinangan
Untuk putri Candra Kirana nan cantik rupawan
Surat itu pun dibacalah oleh mentri Kahuripan

(21)
Sri Baginda Raja Daha senanglah bukan buatan
Sebab ia memang sudah lama menanti-nantikan
Kakaknya Raja Kahuripan datang meminangkan
Putranya Kertapati ‘tuk putrinya yang rupawan

(22)
Maka berkata Raja Daha kepada mentri utusan
Yang telah membacakanlah itu surat pinangan:

(23)
“Wahai mentri, sesungguhlah kami nantikan
Surat pinangan itu untuk segera dihantarkan
Dan, katakanlah pada kanda Raja Kahuripan
Pinangan itu diterima dengan kebahagiaan

(24)
Katakan pula kami amatlah senang serahkan
Putri kami Galuh Candra Kirana diperistrikan
Raden Inu Kertapati yang juga ia keponakan
Kami sendiri, sungguh ini suatu kebahagian

(25)
Dan sampaikanlah sembah kami, jangankan
Dia putri kami Galuh Candra Kirana, bahkan
Negeri Daha dan Negeri Gagelang sekalian
Kami serahkan di bawah perintah Kahuripan!”

(26)
Selesai Baginda Raja Daha berkata demikian
Rombongan utusan pinangan dari Kahuripan
Bersantap nikmati hidangan yang disediakan
Sementara Baginda Raja titah mentri kerajaan

 (27)
 Buat surat balasan ‘tuk kanda Raja Kahuripan
Sedang di luar istana para punggawa kerajaan
Memukul-mukul bende berikan pengumuman
Tentang pelaksanaan hari upacara pernikahan

(28)
Raden Inu Kertapati dan Galuh Candra Kirana
Kepada semua rakyat di negeri kerajaan Daha
 Para utusan Raja Kahuripan mohon diri pada 
Baginda Raja Daha ‘tuk kembali ke negerinya

(29)
Untuk segeralah menyampaikan surat balasan
Tentang hari pelaksanaan upacara pernikahan
Antara Raden Inu Kertapati dan Candra Kirana
Yang sekaligus juga tentang perasaan sukanya

(30)
Sri Baginda Raja Daha dan sang Permaisurinya
Serta seluruh rakyat dari negeri kerajaan Daha
Atas pinangan Raja Kahuripan kepada putrinya
Yang teramat dikasihinya Galuh Candra Kirana   

Slamet Priyadi 42—
Senin,, 04 Maret 2019 – 13:45 WIB

PUSTAKA :
S. Sastrawinata, “Panji Semirang”
Balai Pustaka 1986
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar