Sabtu, 04 Agustus 2018

Mpu Prapanca : "KAKAWIN NAGARAKERTAGAMA" PUPUH 8

Blog Sita : "SASTRA NUSANTARA"
Minggu, 05 Agustus 2018 - 12:45 WIB


Kakawin Nagarakertagama

                                                     PUPUH 8
bramā sthāna matugalan pathani buddhi jajarinapi kapwa sök cara-cara,
                                  KEKUASAAN SANG MAHARAJA


TRANSKRIPSI
TERJEMAHAN
1









warnan tikahika purãdbhuta kuthanya bata baṅumidӗr makandӗ aluhur,
kulwan didhwura waktra maharӗpakӗn lӗlebuhagӗṅi tӗṅah wayedrana dalӗm,
ka togwan para tadha tan pӗgataganti kumӗniti karakșani pura sabhā.
1
Diceritakan istana itu sangat menakjubkan, dikelilingi tembok batu- bata yang kokoh dan tinggi, di sebelah barat, pintu masuk istana menghadap mandala dan dikelilingi parit,
Pohon brahmasthana di dekat balai berjajar dengan pohon bodi ditata dengan berbagai macam susunan,
Di sanalah para penjaga terus-menerus bergantian menjaga keamanan istana.

2
Lor ta gopura śhobitā bhinawa kontenika wesi winūpakā parimita,
Wetan saṇdhiṅikārjja paṅguṅaruhur patiga nika binajralepa mamutih,
Kānnah lor kidulin pӗkӗn rakӗtikani yaśa wӗkasiṅapañjaṅadbhuta dahat,
haṅkӗn caitra pahömaniṅ bala samūha kidulika catus pațā hyaṅahalӗp.
2










Di sebelah utara gapura yang luar biasa indah pintu besi penuh ukiran indah itu didirikan,
Di sebelah timur di samping panggung tinggi yang disusun selaras berlapis batu itu dilepa berwarna putih,
Di sana di sebelah utara dan selatan pasar, bangunan-bangunan rumah berjajar memanjang sangat bagus sebagai tempat pertemuan bagi bala prajurit di selatan perempatan jalan itu di bulan Caitra yang elok.

3
Alwāgimbar ika wauntur an haturdiśi watana ikāwitān ri tӗṅah,
Lor ta weśma panakilan para bhujaga kimuta para mantry aligih apupul,
Wetan gwan para sewa boddha mawitāda mucap aji sahopakāra wӗki sök,
Prāyaścitra ri kāla ni graha phalgua makaphala haywa ni sabhuana.

3
Balai Agung Manguntur itu dan Balai Witana di tengah menghadap ke watangan,
Di sebelah utara wisma, tempat bagi para pujangga dan juga menteri duduk berkumpul,
Sebelah timur tempat pendeta Siwa-Buddha berkumpul membicarakan ilmu dan jenis upacara,
Upacara persucian/penebusan dosa pada setiap gerhana bulan Palguna demi keselamatan seluruh dunia.

4
Kãnnah wetanika pahomanjajar tiga tiga ri tӗṅah kaśaiwanaruhur,
ṅgwan saṅ wipra padhottama susun barati nararikãbatur patawurann,,
ṅgwan saṅ sogata lor susun tiga tikaṅ waṅunani pucakӗrjja mokirukiran,
kapwãṅjrah racananya pușpa pinaran nŗpati satata yan hinoma mapupul.
4
Di sana di sebelah timur, tempat untuk sesaji berjajar tiga, di tengahnya kuil Siwa dan tinggi,
Sebelah selatan tempat parawipra bertingkat-tingkat,
Sebelah barat itu tempat bagi pemimpin persembahan sesaji,
Di utara bangunan tempat pendeta Buddha bersusun tiga itulah dengan ukiran di puncaknya,
Bunga-bunga bertaburan, bersamaan saat datang Sang Raja untuk bersembahyang.

5
Ñkaneṅ jro kidul iṅ waṅtur ahӗlat waṅan ikanaṅ paśaiwan atatã,
Weśmãrjjajar aṅhapit hawan aṅulwan i tӗṅah ika taῆjuṅ aṅjrah asӗkar,
Ndah kulwan mahӗlӗt muwah kidul i paṅguṅ ika balay aneka medran i tӗpi,
Arddhãlwãr i tӗṅah natar nikana maṇdapa pasatan aśṅkya lot mahurahan.
5
Di sebelah dalam, selatan Balai Manguntur, dipisahkan pintu terdapat ruang pertemuan itu terdapat wisma berjajar mengapit jalan ke barat, di tengah-tengahnya itu ada pohon tanjung yang sudah berbunga,
Dan di baratnya lagi terpisah dengan bagian selatan panggung itu berbagai macam prajurit mengelilingi bagian pinggir,
Tepat di tengah-tengah halaman pendapa sana, tempat adu ayam jantan tak terhitung, di sana tak henti bersuara riuh dan kacau.

6
Riṅ jronyeki muwah paśaiwan akidul dudug aṅusi wijil kapiṅ rwa ri dalӗm,
tiṅkahnyeki tinumpa-numpa mahӗlӗt palawaṅan ikanaṅ sapaṇta tinitah,
kapwãweśma subaddha watman ika len saka balabag usuknya tan pacacadan,
sὅk deniṅ bala hajy anaṅkil agilir makӗmit an umapekșa wãra matutur.
6
Di dalamnya lagi, di sisi selatan, langsung tersambung ke gerbang kedua bagiandalam istana,
Susunannya ini dibuat bertingkat dan bersekat pintu-pintu teratur,
Semua bangunan wisma bertulang sangat kokoh, dan lagi papan rusuknya itu tanpa ada celanya,
Dipenuhi oleh para bala dan pimpinan, berjaga bergiliran sambil berdiskusi.



P u s a t a k a :
     Mpu Prapanca,
     “Kakawin Nagaraketagama”
     Teks dan terjemahan:
     Damaika Saktiani, dkk
     Penerbit:
     NARASI Yogyakarta 2018


Tidak ada komentar:

Posting Komentar