Sabtu, 03 Mei 2014

Tarian kolosal Lengger ramaikan Hardiknas di Wonosobo



Reporter : Fariz Fardianto | Jumat, 2 Mei 2014 17:41

Perayaan HUT Banyumas. ©2014 merdeka.com/chandra
Merdeka.com - Pentas tari Lengger Wanasaban oleh 1.500 siswa di Alun-Alun Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah, meramaikan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di daerah tersebut.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo One Andang Wardoyo di Wonosobo, mengatakan bahwa pentas tersebut merupakan rangkaian peringatan Hardiknas 2014.

"Selain sebagai upaya apresiatif terhadap seni budaya bangsa, kegiatan ini juga sebagai upaya memperkenalkan tarian asli Wonosobo kepada para siswa sehingga mereka bisa lebih paham dan bisa mengenalkan kekayaan budayanya kepada kerabatnya maupun masyarakat luas," kata Andang, seperti dikutip dari Antara, Jumat (2/5).

Andang mengatakan bahwa para penari berasal dari siswa SD, SMP, dan SMA yang merupakan perwakilan dari 15 kecamatan di Kabupaten Wonosobo.

Bupati Wonosobo Kholiq Arif dalam sambutannya, mengatakan bahwa pendidikan bukan hanya untuk menyelesaikan atau menjawab persoalan yang sifatnya teknis dan bersifat kekinian semata, melainkan lebih jauh dari itu, yaitu bahwa pendidikan pada hakikatnya adalah upaya memanusiakan manusia dalam membangun peradaban yang unggul.

Ada dua hal yang perlu diperhatikan, pertama terkait dengan akses untuk mendapatkan layanan pendidikan. Akses tersebut dipengaruhi oleh ketersediaan dan keterjangkauan. Beberapa kebijakan serta program seperti BOS untuk pendidikan dasar dan menengah, bantuan siswa miskin, Bidikmisi, pengiriman guru untuk daerah terpencil, terdepan dan tertinggal melalui SM3T, bantuan operasional untuk perguruan tinggi negeri (BOPTN), serta pendirian perguruan tinggi negeri baru.

Kedua, terkait dengan kualitas yang sangat dipengaruhi oleh tiga hal yaitu ketersediaan dan kualitas guru, kurikulum, serta sarana prasarana. Melalui kebijakan pendidikan dan pelatihan guru berkelanjutan, rehabilitasi sekolah yang rusak, dan penerapan Kurikulum 2013 secara bertahap dan menyeluruh pada tahun ajaran 2014/2015 merupakan momentum untuk meningkatkan kapasitas dan profesionalitas guru, kepala sekolah, serta pengawas sekaligus momentum untuk menata sistem perbukuan pelajaran.

Kholiq mengajak guru dan pemangku kepentingan lainnya untuk bersama-sama menyukseskan implementasi Kurikulum 2013 sebab melalui kurikulum tersebut anak-anak akan memiliki kompetensi secara utuh yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam rangka mempersiapkan generasi emas yang kreatif, inovatif, produktif, mampu berpikir orde tinggi, berkarakter, serta cinta dan bangga menjadi bangsa Indonesia.

"Melalui generasi emas inilah pemerintah serius membangun peradaban Indonesia yang unggul, menuju kejayaan Indonesia 2045," kata Kholiq.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar