KGP Aryo Sri Mangkunegoro IV |
Serat Wedhatama Pangkur 2
KGPA Sri Mangkunegoro IV
Kamis,20 Desember 2012
Urip sepisan rusak,
Nora mulur nalare
ting saluwir,
Kadi ta guwa kang
sirung,
Sinerang ing maruta,
Gumarenggeng
anggereng
Anggung gumrunggung,
Pindha padhane si
mudha,
Prandene paksa kumaki.
Hidup sekali saja berantakan,
Tidak berkembang, pola pikirnya carut marut.
Umpama goa gelap menyeramkan,
Dihembus angin,
Suaranya gemuruh menggeram,
berdengung
Seperti halnya watak anak muda
masih pula berlagak congkak
Kikisane mung sapala,
Palayune ngendelken
yayah wibi,
Bangkit tur
bangsaning luhur,
Lha iya ingkang
rama,
Balik sira
sarawungan bae durung
Mring atining tata krama,
Nggon anggon agama suci.
Tujuan hidupnya begitu rendah,
Maunya mengandalkan orang tuanya,
Yang terpandang serta bangsawan
Itu kan
ayahmu !
Sedangkan kamu kenal saja belum,
akan hakikatnya tata krama
dalam ajaran yang suci
Socaning
jiwangganira,
Jer katara lamun
pocapan pasthi,
Lumuh asor kudu
unggul,
Semengah sesongaran,
Yen mangkono keno
ingaran katungkul,
Karem ing reh
kaprawiran,
Nora enak iku kaki
Cerminan dari dalam jiwa raga mu,
Nampak jelas walau tutur kata halus,
Sifat pantang kalah maunya menang sendiri
Sombong besar mulut
Bila demikian itu, disebut orang yang terlena
Puas diri berlagak tinggi
Tidak baik itu nak !
(Blog Sita: “SASTRA NUSANTARA” – httppasarpasir.blogspot.com)
Pola pikirnya carut marut laksana goa gelap yang menyeramkan saat dihembus angin. Suaranya gemuruh menggeram, berdengung dan menakutkan.
BalasHapusSeperti prilaku anak muda yang suka sembrono tak tahu toto kromo, dan masih pula berlagak congkak.