Blog Sta : "Sastra Nusantara"
Jumat, 28 Febuari 2020-08.45 WIB
Selama Duryudana melihat keindahan kraton
Indraprasta, dirinya sering mendapat malu karena perilakunya sendiri. Misalnya,
ketika ia melihat lantai yang berkilauan disangkanya sebuah kolam. Namun,
ketika ia melihat kolam benaran disangknya lantai yang berkilauan sehingga
ketika berjalan ia jatuh ke dalam kolam sampai basah kuyub. Namun Arjuna dan
Bima yang mendampinginya segera menghiburnya agar tidak merasa malu. Setelah
cukup lama mereka melihat-lihat, Duryudana dan Sakuni mhon diri kembali ke
Astina dengan perasaan malu yang
Jumat, 28 Febuari 2020-08.45 WIB
H.
MEMBAKAR
HUTAN KANDAWA
Sita |
Pada suatu hari Arjuna dan Kresna pergi
bertamasya ke sungai Jamuna. Di temi sungai tersebut, mereka berdua duduk-duduk
mengobrol sambil menikmati keindahan panorama di sungai tersebut. ketika
keduanya sedang asyik-asyiknya mengobrol, datanglah Hyang Agni dewa api dengan
menyamar sebagai seorang brahmana. Setelah berbasa-basi sejenak, brahmana itu
memohon pertolongan kepada Arjuna dan Kresna untuk membantu membakar hutan
Kandawa yang dilindungi oleh Bathara Indra. Hal ini karena Hyang Agni ingin
mengambil latamausadi, sejenis
tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di hutan tersebut. Hyang Agni juga menerangkan
bahwa dirinya telah mendapat petunjuk dari Bathara Brahma agar meminta
pertolongan kepada sang Nara dan sang Narayana yang telah menjelma kepada
Arjuna dan Kresna.
Arjuna dan Kresna menyanggupinya sehingga
mereka segera berangkat ke hutan kandawa, dengan diiringi oleh Hyang Agni.
Setelah sampai di tempat tujuan, Hyang Agni segera membakar hutan kandawa
tersebut. sementara itu Arjuna dan Kresna mulai beraksi dengan senjata
saktinya. Mereka mulai membunuh binatang-binatang yang mencoba akan memadamkan
kobaran api. Bahkan binatang-binatang yang lari tunggang langgang hendak
menyelamatkan diri pun menjadi sasaran senjata sakti milik Arjuna dan Kresna.
Dengan dilindungi oleh Arjuna dan Kresna,
Hyang Agni membakar habis hutan tersebut dalam tempo setengah bulan penuh.
Konon, hanya ada enam penghuni hutan yang selamat dari keganasan senjata Arjuna
dan Kresna, di antaranya Aswasena, raksasa Maya, dan empat ekor burung yang
dikenal dengan nama Sarngaka. Oleh
karena Arjuna dan Kresna telah banyak menolong dan membantu Hyang Agni, maka
berkatalah Hyang Agni,
“Kalian telah
berbuat banyak untuk menolong dan membantu kepentinganku yang tak bisa
dilakukan oleh seorang dewa sekalipun, karena itu mintalah hadiah kepadaku”. Kata Hyang Agni.
Maka Arjuna pun menjawab,
“Berilah kami semua
senjata yang dipunyai oleh Bathara Indra”. Permintaan itu disanggupi oleh Hyang
Agni seraya berkata,
“Kalianlah harimau
di antara manusia. Ke mana pun kalian pergi, kalian akan seperti harimau”. Setelah berkata
demikian Hyang Agni pun menghilang dari pandangan mata Arjuna dan Kresna.
Arjuna dan Kresna lalu mengajak raksasa Maya
berkelana untuk sementara waktu, sebelum akhirnya berhenti di sungai Jamuna
yang sejuk itu. Selagi Arjuna, Kresna dan Maya beristirahat, Maya membungkukkan
badannya di hadapan seraya berkata,
“Tuanku Arjuna,
karena tuan telah menyelamatkan hamba dari amukan api yang mengerikan itu, maka
katakanlah kepada hamba, apa yang tuan inginkan dari hamba?”
“Sudahlah Maya,
jangan kau pikirkan semuanya itu, tetapi ingat, bersikap ramahlah terhadap
semua orang,” jawab
Arjuna.
“Tuanku Arjuna,
katakanlah sekali lagi apa yang tuanku inginkan. Hamba ini tukang yang sangat
ahli. Maka dari itu perintahkan apa saja terhadap hamba”. Desaka Maya.
“Ketahuilah Maya!
Pertanyaanmu bahwa aku telah menyelamatkanmu sudah cukup bagiku, aku tidak
menginginkan apapun darimu. Namun jika kamu mendesakku, baiklah, tanyakanlah
kepada kanda Kresna,” Arjuna mengulang
lagi pernyataannya.
Kresna tidak menyia-nyiakan kesempatan itu.
Ia menghampiri raksasa Maya seraya berkata,
“Baiklah Maya,
bangunlah sebuah itana di Indraprasta yang indah dan luas. Begitu indahnya
istana itu sehingga di muka bumi tidak ada yang menyamai keindahannya!”
Tanpa membuang-buang waktu lagi, raksasa
Maya segera melaksanakan keinginan Kresna. Setelah empat belas bulan lamanya,
berdirilah sebuah istana yang kemegahan dan keindahannya tidak ada duanya,
bahkan tidak kalah indahnya dengan istana dewa sekalipun.
Untuk merayakan penyerahan istana tersebut,
Kresna menganjurkan kepada para Pandhawa agar terlebih dahulu menaklukkan
negeri-negeri tetangga yang sering menjajah negeri-negeri lain. Para Pandhawa
dapat menerima anjuran Kresna. Karena itu mereka lalu berbagi tugas, Bima
menaklukan negeri-negeri yang berada di sebelahTimur, Arjuna menaklukkan
negeri-negeri yang ada di sebelah Utara, Nakula menaklukkan neger-negeri yang ada
di sebelah Barat, dan Sadewa menaklukkan negeri-negeri yang ada di sebelah
Selatan. Setelah semuanya berhasil menaklukkan negeri-negeri, para Pandhawa
lalu mengadakan selamatan untuk memuliakan kraton Indraprasta. Ketika itu
banyak raja dari berbagai negeri yang hadir, termasuk Kurawa.
Setelah perjamuan berakhir, para pulang ke
negerinya masing-masing, kecuali Duryudana dang Sakuni. Mereka sangat takjub
dengan keindahan kraton Indraprasta yang jauh lebih indah daripada kraton
Astina, sehingga membuat mereka merasa iri hati.
—KSP 42—
Kamis, 27 Februari
2020 – 11. 30 WIB
R E F E R E N S I :
Sri Guritno – Purnomo Soimun HP,
KARAKTER TOKOH PEWAYANGAN MAHABHARATA
Proyek Pemanfaatan Kebudayaan
Direktorat Pemanfaatan Kebudayaan
Direktorat dan Tradisi dan Kepercayaan
Deputi Bidang Pelestarian dan Pengembanga Budaya
Badan Pengembangan Budaya dan Pariwisata - Jakarta 2002
Tidak ada komentar:
Posting Komentar