Blog Sita : "Sastra Nusantara"
Senin, 06 Juni 2016 - 02:30 WIB
Allah Allah Allah Allah saja yang bisa
Pisahkan atau tetap menyatukan kita
Di alam fana semoga jua di alam baqa
Senin, 06 Juni 2016 - 02:30 WIB
Antara Kau dan Aku Sama |
“ANTARA KAU DAN AKU SAMA”
Karya
: Ki Slamet 42
Kau dan aku juga aku dan kau sama
Aku dan kau adalah satu dalam dua
Kau dan aku menyatu dalam meraga
Kau dan aku menyatu dalam menjiwa
Kau dan aku menyatu dalam merasa
Kau dan aku menyatu dalam beratma
Aku dan kau adalah satu dalam dua
Kau dan aku menyatu dalam meraga
Kau dan aku menyatu dalam menjiwa
Kau dan aku menyatu dalam merasa
Kau dan aku menyatu dalam beratma
Allah Allah Allah Allah saja yang bisa
Pisahkan atau tetap menyatukan kita
Di alam fana semoga jua di alam baqa
Di keikhlasan
memberi dan menerima
Di keikhlasan
memohon dan meminta
Kita hanya bisa mengharap Ridha’Nya
Meski isi alam ini penuh warna-warna
Hitam dan putih
yang lebih menjelma
Mawujud dalam bentuk harmoni irama
Laksana keindahan untaian nada-nada
Yang dimainkan sepenuh curahan jiwa
Walau nampak kontra tapi berestetika
Kita jalani hidup seperti apalah adanya
Sebagaimana garis-garis kehidupan kita
Sketsa terlukis di atas kanvas semesta
Hitam putih biru
kuning merah jingga
Atau pun campuran dari warna-warna
Allah juga yang tentukan jelek bagusnya
Bumi Pangarakan, Bogor
Sabtu, 04 Juni 2016 – 06:52 WIB
Tebingan Longsor Ngegelosor |
“TEBING ITU LONGSOR NGEGELOSOR”
Karya
: Ki Slamet 42
Minggu
malam tiga April dua ribu enam belas
Cibubur
dan sekitarnya diguyur hujan deras
Stukrur
tanah nan labil makin labil mengganas
Tebingan
yang tak punya turap penahan lemas
Buat
tebingan tinggi sepuluh meter itu amblas
Bunyi
suaranya riuh bergemuruh sangat keras
Di
Gang Salak, Cipayung, dan Pondok Ranggon
Tempat
masyarakat setempat ngendon manggon
Warganya
masih banyak yang tidur pulas jongjon
Cuaca
nan dingin buatlah mereka asyik berkelon
Banyak
yang terjaga tapi sedang asyik menonton
Film sex di
media elektronik mereka yang di on
Saat
banjir mulai melanda rumah-rumah mereka
Mereka
baru sadar bangun terjaga melek mata
Bahwa ada tebingan longsor di daerah mereka
Andi
seorang warga Gang Salak cepatlah segera
Dia
berinisiatif pasang papan berita
secepatnya
Beri
tahu warga agar berhati-hati dan waspada
Lurah
Pondok Ranggon, Mahpuz MZ berkata :
“Pihaknya segera akan tinjau ke lokasi
longsornya
Untuk berkoordinasi dengan Sudin Bina Marga,
Bagaimana kondisinya, apakah memang perlu
juga
Dibuatkan turap baru atau adakah solusi
lainnya
Agar tidak ada lagi longsor susulan landa
warga?”
Referensi Puisi :
Radar Bogor edisi Selasa, 5
April 2016
Bumi Pangarakan, Bogor
Sabtu, 04 Juni 2016 – 06:52 WIB
Perempuan Jablai |
“NGARUMPI JABLAI”
Karya:
Ki Slamet 42
Terkisahlah
perempuan muda nan cantik rupa
Dari
Desa Sukamakmur dia hijrahlah ke kota
Terbujuk
tergiur tutur lamis manis tetangga
Imingi
hidup penuh dengan kemewahan dunia
Dia
sudah dua warsa hidup sendiri menjanda
Ditinggal
pergi suami mati ketika celaka kerja
Di
negeri nan makmur sentosa Saudi Arabia
Sunyi
hati sepi jiwa sepi raga buat dia tergoda
Kini
jadilah dia perempuan jablai penjaja cinta
Berhias
di keremangan malam sudut Jakarta
Menjaring
mangsa si hidung belang haus rasa
Yang
di rumah padahal istri lebih cantik jelita
Terus
gumul kembara di alam sutra dewangga
Bergaul
akrab kesenangan pemuas sex dahaga
Dan
tiadalah terasa sudahlah dua dasa warsa
Ia
bergumul dosa-dosa hingga Tuhan beri bala
Hidup
dalam kemewahan dia telah memilikinya
Namun
penyakit aids yang belum ada obatnya
Telah
renggut cabut nyawanya dalam seketika
Begitu
tragis akhir hayat si jablai penjaja cinta
Bumi Pangarakan, Bogor
Jumat, 03 Juni 2016 – 17:20 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar